Lompat ke konten
Apron Menstruasi dan Buku Panduan Memasang Pembalut sebagai Media Edukatif Pra Mestruasi bagi Anak Tunagrahita

Apron Menstruasi dan Buku Panduan Memasang Pembalut sebagai Media Edukatif Pra Mestruasi bagi Anak Tunagrahita

Bandung, Kesadaran mengenai kesehatan reproduksi sangat diperlukan bagi setiap individu, begitu juga bagi anak tunagrahita. Mahasiswa program studi Pendidikan Khusus angkatan 2020, Universitas Pendidikan Indonesia gencar melakukan penelitian mengenai Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas  bagi anak berkebutuhan khusus.

Media edukasi kesehatan reproduksi berupa apron menstruasi dan buku panduan memasang pembalut merupakan inovasi yang dikembangkan oleh tim mahasiswa yang beranggotakan Geifira Kusumaningrum, Anisa Fitri, Rahma Aulia, Wanda Virliana Fathin dan Widiah Anggita.

Di lapangan, banyak terdapat anak tunagrahita yang mulai memasuki masa pubertas, namun belum memahami bagaimana mentruasi terjadi dan penangannya. Fenomena inilah yang mendorong mahasiswa untuk mengembangkan media yang menarik serta mudah dipahami oleh anak tunagrahita.

Apron menstruasi pada pembelajaran pra menstruasi anak tunagrahita memberikan pemahaman mengenai keluarnya darah saat menstruasi, serta memberikan pengetahuan kepada anak berkaitan dengan banyak sedikitnya darah yang keluar. Hal ini juga bertujuan agar anak mampu membedakan penggunaan ukuran pembalut yang sesuai saat menstruasi.

Selain digunakan untuk pembelajaran pra menstruasi, media apron juga dapat digunakan untuk materi lain seperti pengenalan anatomi organ reproduksi bagian dalam pada perempuan dan kekerasan berbasis gender berkenaan dengan batasan sentuhan seperti bagain tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh atau dilihat.

Selanjutnya, buku panduan memasang pembalut bertujuan untuk memudahkan anak untuk memahami langkah-langkah memasang pembalut secara mandiri serta menggunakan gambar (semi konkret) sehingga anak mudah memahami.

Pemahaman mengenai pra mentruasi diharapkan menjadi bekal bagi anak tunagrahita yang sudah atau belum mengalami menstruasi. Tim pengembang juga berharap media edukatif ini dapat digunakan secara bertahap di Sekolah Luar Biasa maupun inklusi guna memberikan dampak baik dalam pengembangan Alat Pengembangan Edukatif (APE).

Bahasa
Skip to content