Bandung, 10 Maret 2025 – Program Studi Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar pertemuan kolaborasi dengan TASUC (Total Approach Support Center), Jepang, bertempat di ruang rapat Pendidikan Khusus lantai 2. Pertemuan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB ini dihadiri oleh jajaran dosen Pendidikan Khusus UPI dan perwakilan TASUC, dengan agenda membahas peluang kerjasama riset, program magang mahasiswa, serta pengembangan laboratorium.
Pertemuan dibuka dengan paparan Roadmap Pendidikan Khusus oleh Prof. Budi, Prof. Hufad, Prof. Endang Rochyadi, dan tim dosen lainnya. Roadmap tersebut menyoroti lima spesialisasi fokus penelitian anak berkebutuhan khusus, pendekatan pembelajaran, penggunaan teknologi asistif, serta program pengembangan keterampilan bahasa isyarat dan pendidikan jasmani adaptif.
Diskusi dilanjutkan dengan peluang riset kolaboratif antara TASUC dan Pendidikan Khusus. Prof. Endang menekankan pentingnya memperjelas fokus penelitian, sedangkan Bu Riksma menjelaskan rencana redesign roadmap untuk periode 2025–2029. Ukai Sensei dari TASUC menanggapi dengan pemaparan program yang telah dilakukan TASUC di Jepang, mulai dari intervensi usia dini, pendampingan orang tua, hingga program vokasional bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Dalam sesi diskusi, disepakati bahwa kolaborasi akan difokuskan pada asesmen dan intervensi berbasis modul TASUC. TASUC juga membuka peluang bagi mahasiswa magang untuk belajar bahasa Jepang, didukung penuh oleh program EPA (Economic Partnership Agreement) tanpa membebani biaya mahasiswa. Selain itu, dosen-dosen muda Pendidikan Khusus juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan laboratorium berbasis teknologi dan metode intervensi dari TASUC.
Pertemuan ini juga membahas teknis keberangkatan mahasiswa ke Jepang, termasuk proses administrasi visa dan persiapan dokumen yang direncanakan selesai sebelum libur Lebaran. TASUC akan mendukung penuh perizinan penelitian mahasiswa, menyediakan pendampingan riset melalui Saori Sensei dan Yamamoto Sensei, serta memberikan fasilitas magang bagi 10–15 mahasiswa per tahun.
Kolaborasi ini diharapkan memperkuat pengembangan kompetensi mahasiswa dan dosen Pendidikan Khusus UPI serta memperluas jejaring internasional dalam bidang pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.