
Lembang, 1 Februari 2025 – Mahasiswa Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M) bertajuk Ekspedisi Inklusi di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Kegiatan yang berlangsung dari 19 hingga 25 Januari 2025 ini berfokus pada layanan edukasi dan pemberdayaan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hak-hak ABK.
P2M di Desa Suntenjaya melibatkan berbagai aktivitas inklusif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keterampilan anak-anak berkebutuhan khusus. Kegiatan dimulai dengan pembukaan resmi, diikuti oleh penjaringan ABK secara door-to-door untuk mengidentifikasi kebutuhan anak-anak dan memberikan edukasi kepada orang tua mengenai hak-hak ABK.
Salah satu program utama dalam P2M ini adalah Rumah Belajar, di mana anak-anak berkebutuhan khusus dikumpulkan dalam satu gazebo untuk mengikuti berbagai kegiatan keterampilan. Di samping itu, terdapat sesi terapi alam yang melibatkan anak-anak dalam aktivitas di hutan pinus guna melatih motorik serta meningkatkan interaksi sosial mereka dengan lingkungan.

Selain fokus pada ABK, para mahasiswa juga turut membantu warga dalam berbagai aktivitas keseharian, seperti berkebun, memerah susu sapi, serta kegiatan gotong royong bersama masyarakat. Kolaborasi dengan Rumah Bina Mandiri (RBM) setempat juga dilakukan melalui pembagian sembako bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan, yang didanai dari hasil penjualan pakaian bekas layak pakai di desa.

Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Pendidikan Khusus angkatan 2021, 2022, 2023, dan 2024 sebagai panitia dan peserta. Dosen pembimbing, kepala program studi, serta dosen pemateri turut hadir dalam kegiatan ini. Tidak hanya itu, warga desa, orang tua ABK, dan komunitas lokal juga berperan aktif dalam mendukung keberhasilan program inklusi ini.
P2M ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pendidikan dan hak-hak anak berkebutuhan khusus, menciptakan lingkungan inklusif, serta memberikan informasi dan data tambahan bagi pemerintah desa terkait keberadaan ABK di wilayah mereka. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa dalam mendukung pendidikan inklusif dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ditutup dengan sesi evaluasi serta penyerahan cenderamata kepada perwakilan Kepala Desa Suntenjaya oleh Kepala Program Studi Pendidikan Khusus. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi awal dari inisiatif yang lebih luas dalam membangun desa inklusif, di mana anak berkebutuhan khusus mendapatkan perhatian dan akses yang lebih baik dalam pendidikan dan kehidupan sosial mereka.
Dengan adanya program seperti ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan dan kebutuhan ABK semakin meningkat, serta memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi warga Desa Suntenjaya dan sekitarnya.