Bandung, 20 April 2025 – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui Program Studi Pendidikan Khusus tengah mempersiapkan transformasi besar dalam pengembangan modul perkuliahan Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS) berbasis digital. Proyek ini menjadi salah satu upaya strategis UPI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan sekaligus memenuhi harapan dari Yayasan Generasi Sehat Indonesia (YGSI).
Dalam rapat penyusunan yang dipimpin oleh Prof. Endang Rochyadi, disampaikan bahwa tahap awal pengerjaan modul digital diawali dengan menganalisis modul yang telah digunakan untuk mahasiswa S1. Modul ini akan diadaptasi ke dalam bentuk digital berdasarkan data pengalaman perkuliahan dan praktik dosen-mahasiswa.
Adapun target penyelesaian program ini dijadwalkan rampung pada awal September 2025, dengan tahapan utama harus selesai pada awal Agustus. Rencana kerja yang disusun mencakup fiksasi materi PKRS yang akan menggabungkan hasil penelitian, pengabdian, dan perkuliahan, mencakup topik anatomi, pubertas, dan kekerasan berbasis gender. Pertemuan untuk diskusi tujuan dan capaian pembelajaran dijadwalkan pada pekan ketiga hingga keempat April, diikuti dengan diskusi alur pembelajaran.
Sebanyak tujuh dosen terlibat sebagai tim penyusun utama, masing-masing bertanggung jawab untuk mengembangkan dua sesi pertemuan dari total 14 pertemuan yang ada dalam RPS. Tidak semua sesi mengharuskan penggunaan video, podcast, atau media digital lainnya, namun akan disesuaikan berdasarkan kebutuhan setiap pertemuan.
Tujuan penyusunan modul ini adalah untuk merangkum capaian pembelajaran dari RPS PKRS, dengan menjaga proporsi seimbang di antara tiga aspek utama: anatomi, pubertas, dan kekerasan berbasis gender, serta berbasis integrasi hasil akademik.
Tahap akhir dari pengembangan ini nantinya akan dilanjutkan oleh tim ahli dari YGSI yang akan merancang modul ke dalam Learning Management System (LMS).
Dengan proyek ini, UPI berharap dapat menghasilkan inovasi pembelajaran digital yang tidak hanya memenuhi, tetapi bahkan melampaui ekspektasi, baik dari sisi akademik maupun kontribusi terhadap dunia pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas anak berkebutuhan khusus.