Lompat ke konten

Pra-Perkuliahan Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas: Mempersiapkan Mahasiswa Hadapi Fenomena di Lapangan

Bandung, 14 Februari 2025 – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kembali menggelar kegiatan Pra-Perkuliahan Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS) bagi mahasiswa S1, S2, dan S3. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman awal serta membekali mahasiswa dengan kompetensi dalam menangani isu-isu kesehatan reproduksi dan seksualitas, khususnya bagi anak berkebutuhan khusus.

PKRS merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa S1 dan pilihan bagi mahasiswa S2 serta S3. Mata kuliah ini berlangsung selama satu semester dengan pendekatan yang lebih banyak pada praktik. Mahasiswa semester 6 diwajibkan mengikuti program ini mengingat urgensi isu kesehatan reproduksi dan seksualitas yang terus berkembang dan berimplikasi langsung pada lingkungan sekolah serta anak berkebutuhan khusus.

Ketua Program Studi Pendidikan Khusus UPI menegaskan dalam sambutannya bahwa mata kuliah PKRS telah berjalan selama tiga tahun dan menjadi bagian integral dalam kurikulum. Ia menekankan bahwa anak-anak dengan disabilitas merupakan kelompok yang rentan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini dapat berkontribusi dalam meminimalisir kasus kekerasan seksual terhadap anak berkebutuhan khusus.

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Endang Rochyadi, M.Pd menyoroti pentingnya PKRS sebagai mata kuliah yang membekali mahasiswa untuk menghadapi berbagai permasalahan di lapangan terkait seksualitas anak dengan disabilitas. Mata kuliah ini memberikan dampak jangka panjang dengan melahirkan lulusan yang memiliki keahlian dalam bidang PKRS. Menariknya, UPI menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, yang memiliki mata kuliah PKRS.

Dr. dr. Riksma Nurahmi R.A., M.Pd juga turut menyampaikan konsep dasar dari perkuliahan ini. Program PKRS merupakan hasil kerja sama antara UPI, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Program Studi Pendidikan Khusus, serta Yayasan Gemilang Sehat Indonesia. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari aspek kognitif, emosional, fisik, dan sosial terkait pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas.

Ana Fatimatuzzahra, S.S., M.Pd menjelaskan lebih lanjut mengenai alur perkuliahan PKRS yang akan dilaksanakan secara hybrid dengan sistem blok, mencakup:

  1. Blok Pengetahuan (Pertemuan 1-4)
  2. Blok Hasil Asesmen (Pertemuan 5-7)
  3. Blok Pengembangan Program (Pertemuan 8-10)
  4. Blok Implementasi Program & Uji Lapangan (Pertemuan 9-12)
  5. Blok Hasil Implementasi (Pertemuan 13-15)
  6. Blok Ujian (Pertemuan 16)

Adapun hasil yang diharapkan dari perkuliahan ini meliputi produk akhir berupa laporan dan publikasi media, pencairan dana bantuan mahasiswa dalam beberapa termin, serta sertifikasi bagi mahasiswa yang memenuhi persyaratan kehadiran minimal 80%, mendapatkan penilaian dari guru pamong dan teman sebaya, serta berhasil menyelesaikan praktik di sekolah mitra.

Melalui program ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya memperoleh pemahaman teoretis tetapi juga pengalaman praktis dalam menangani permasalahan kesehatan reproduksi dan seksualitas di lapangan. Dengan demikian, lulusan akan lebih siap menghadapi fenomena sosial terkait PKRS dan mampu berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus.