P2M Mahasiswa 2017

Sebanyak 131 Anak Berkebutuhan Khusus terjaring dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) 2017 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Triloka, di Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur.

P2M 2017 ini diikuti oleh 87 Mahasiswa Pendidikan Khusus angkatan 2015 dan 2014 yang terdiri dari 50 orang peserta dan 37 orang panitia. Tersebar di 10 desa di Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur.

Ketua Pelaksana P2M Tita Kholiah, mengatakan “Tujuan kegiatan P2M ini yaitu ingin memperoleh data jumlah anak berkebutuhan khusus yang ada sehingga tujuan akhirnya yaitu berdirinya Sekolah Luar Biasa di kecamatan tersebut.”

Lanjut, Tita “Kegiatan ini juga menjadi sarana pencerdasan kepada masyarakat tentang Anak Berkebutuhan Khusus agar keberadaan mereka lebih diterima di masyarakat melalui Talkshow yang menjadi bagian dari kegiatan ini.”

Kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 14 – 23 Januari 2017, terdiri dari kegiatan penjaringan anak berkebutuhan khusus di 10 desa yang telah ditentukan selama 4 hari, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan yang dilakukan di setiap desa oleh masing-masing kelompok.
Penyuluhan tentang anak berkebutuhan khusus tidak hanya dilakukan di setiap desa, namun pada hari berikutnya, sebelum berakhirnya kegiatan, diadakan acara Talkshow Kecamatan yang berpusat di Aula Desa Cinangsi dengan menghadirkan beberapa narasumber yang terdiri dari dosen Pendidikan Khusus, guru Sekolah Luar Biasa dan anak berkebutuhan khusus yang berprestasi yaitu atlet yang baru saja menyabet gelar juara dihelatan Pekan Paralympic Nasional pada bulan Oktober 2016 lalu.

Acara talkshow ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengertian yang lebih luas yang berkaitan dengan anak berkebutuhan khusus kepada masyarakat dan orang tua anak berkebutuhan khusus yang diundang ke acara tersebut.

Dalam kesempatan yanga sama peserta P2M, Dewi Muajiroh mengatakan, “Dari kegiatan P2M ini saya mendapatkan banyak ilmu, terutama tentang bagaimana cara kita memberikan pemahaman tentang anak berkebutuhan khusus, berkaitan dengan kebutuhannya, bagaimana seharusnya memperlakukan anak berkebutuhan khusus tersebut dan juga sebagai bekal untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang merupakan program universitas yang akan ditempuh di tahun berikutnya.”

Dewi mengungkapkan “Harapan dari kegiatan ini, masyarakat lebih terbuka pikirannya, lalu mindset masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus menjadi lebih baik serta lebih peduli terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus itu sendiri.”terjaringnya anak berkebutuhan khusus sejumlah 131 orang, pemerintah setempat memberikan tanggapan yang baik berupa pemberian lahan untuk pembangunan Sekolah Luar Biasa di Kecamatan Cikalongkulon. Sementara, sebelum sekolah luar biasa didirikan, salah satu desa di kecamatan tersebut memberikan fasilitas berupa ruangan tempat belajar sementara untuk anak berkebutuhan khusus yang terjaring. (Anggita Rizkia Septiani, Pendidikan Khusus 2014)