Lompat ke konten
Preparing Professional Teachers Competency Toward 21st Century Challenge to support Inclusion and Diversity in Education

Preparing Professional Teachers Competency Toward 21st Century Challenge to support Inclusion and Diversity in Education

Bandung. Pada Selasa, 2 April 2024, Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar sebuah seminar yang bertajuk “Preparing Professional Teachers Competency Toward 21st Century Challenge to support Inclusion and Diversity in Education.” Acara ini berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 15.37 WIB, di Aula lantai 10 Fakultas Ilmu Pendidikan UPI serta melalui Zoom Meeting.

Acara dimulai dengan protokol pembukaan yang meliputi sambutan, doa, serta nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya. Setelahnya, Dr. dr. Riksma Nurahmi Ahlan, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Khusus jenjang S1 memberikan sambutan, diikuti oleh sambutan dari Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Prof. Dr. Rudi Susilana, M.Si. Seremoni berlanjut dengan penyerahan cendramata kepada pembicara seminar Ian Kaplan.

Fokus utama acara adalah diskusi mendalam mengenai inklusi dan keberagaman dalam pendidikan, yang dipimpin oleh pemateri, Ian Kaplan menekankan perlunya transformasi sistem pendidikan di semua jenjang, dari tingkat TK hingga perguruan tinggi, untuk merangkul keberagaman di antara para siswa. Dia menyoroti bahwa setiap sekolah harus membuka peluang bagi keberagaman siswa dalam proses pembelajaran.

Kaplan juga membahas penyebab eksklusi siswa, yang seringkali disebabkan oleh berbagai faktor seperti lingkungan sekolah, sikap guru, dan metode pembelajaran yang tidak mendukung kebutuhan individu. Mendapat inspirasi dari pengalaman pribadinya hampir dikeluarkan dari sekolah karena kesulitan dalam ujian, Kaplan menekankan pentingnya fleksibilitas dalam mengakomodasi gaya belajar yang beragam.

Diskusi kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan kepada para peserta mengenai perubahan apa yang akan mereka lakukan dalam sistem pendidikan jika mereka menghadapi siswa seperti Ian. Berbagai ide muncul, termasuk mengganti tipe soal menjadi soal lisan atau memberikan waktu tambahan untuk ujian.

Dekan FIP, Prof. Dr. Rudi Susilana, M.Si, juga turut memberikan pandangan bahwa penting untuk mengukur kemampuan abad ke-21 dalam kurikulum. Dia menyatakan bahwa walaupun belum ada pengukuran resmi, namun kurikulum sudah mencoba memasukkan keterampilan tersebut. Misalnya, siswa akan diminta untuk melakukan presentasi hasil proyek mereka dan berdiskusi dengan kelompok lainnya, sehingga memberikan kontribusi lebih dari 2% terhadap pembelajaran.

Seminar ini menandai langkah awal yang penting dalam menyuarakan perlunya inklusi dan keberagaman dalam pendidikan, serta merangsang pemikiran untuk merancang solusi konkret dalam mendukung perubahan menuju masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan beragam.

Bahasa
Skip to content